Translate
Archive for November 2014
Sungha Jung
By : Oktaviar
Berawal dari situs video terbesar di dunia "YouTube". Nama Sungha Jung pun kian terkenal di internet. Siapa yang tak kenal namany? Mungkin anda kurang update di dunia maya. Orang kelahiran Korea Selatan ini memulai debutnya dari kecil. Bakatnya adalah memainkan gitar yang dari ayahnya. Siapa yang tak menyangka melihat dia memainkan gitar dengan fingerstlyenya seperti menepuk gitar, tapping, rim, dan masih banyak lagi gaya lainnya dengan usia yang saat itu masih tergolong anak anak.
Sungha Jung kecil dulu hanya mencover lagu lagu terkenal dan membuatnya menjadi instrumen di gitar akustik 70 jutanya. Banyak sekali lagu yang dicoverkan olehnya seperti "Right Here Waiting for You" , "Let it Go" , "River Flow in You" , bahkan lagu lagu bernuansa meksiko ciptaan Antonio Banderas. Dan masih banyak lagi coveran lagu lagunya. Namun dibalik itu semua ada orang yang tidak menyukai Sungha Jung dan menghinanya seorang plagiat yang tidak kreatif. Karena hanya bisa memainkan lagu lagu orang lain saja. Hingga akhirnya keluar album yang berisi lagu lagu buatan Sungha Jung sendiri seperti "Sprint" "Milky Way" "Felicity" "Mosaic" "Gravity" dan lainnya. Sungha Jung tidak hany jago di gitar saja, ternyata dia juga jago memainkan alat musik lainnya yaitu piano, seperti cover videonya yang saat itu memainkan piano dengan lagu "River Flow in You" karya Yiruma. Selain bisa memainkan lagu bernuansa instrumental. Dia jjuga bisa memainkan lagu bergenre rock seperti "Canon Rock".
Ketenarannya sangat cepat meluas ke seluruh penjuru dunia. Dia juga sudah banyak diundang ke berbagai acara, event dan lainnya ke berbagai negara termasuk Indonesia. Mungkin dia adalah pemain gitar terbaik menurut saya.
Tag :
Artikel,
Otaku atau Weaboo
By : Oktaviar
Ya, mungkin yang terlintas di kepala kalian adalah "Apa itu Otaku?". Otaku dalam bahasa Jepang yang berarti penggila hobi. Konotasi dari kata Otaku ini berkesan negatif di negara asalnya. Mengapa demikian? Karena, orang yang disebut Otaku itu dianggap maniak hobi. Hobi para Otaku identik dengan kartun Jepang (anime), komik, cosplay, figma, tokusatsu, video game, idol grup, bahkan kereta. Mereka disebut Otaku karena merelakan semua harta dan waktunya hany untuk keperluan hobi mereka. Otaku juga identik dengan NEET atau biasa disebut pengangguran. Mereka biasanya kurang bersosialisasi dengan masyarakat. Karena hobinya ini juga mereka dihina dengan sebutan Otaku.
Seiring perkembangannya zaman, sebutan itu juga sudah mulai merambah ke Indonesia. Akan tetapi, mereka malah bangga akan sebutan itu. Seperti yang dapat kita lihat di media sosial. Dengan bangganya mereka menyebut dirinya Otaku. Mungkin karena kebodohan mereka yang menyalahgunakan kata. Di Indonesia, orang yang mengoleksi anime, komik, dan barang-barang lainnya dianggap keren. Karena pemahaman ini, telah membuat ribuan orang Indonesia menjadi bersaing untuk mengoleksi anime bajakan yang mereka download secara gratis di internet. Mereka rela mendownload anime bajakan mereka dan berdiam diri di depan komputer mereka dan berharap mendapatkan sanjungan dari temannya. Tapi yang lebih parah lagi, mereka mendownload anime itu hanya menjadi pajangan di laptop atau komputer mereka. Tak hanya itu saja, mereka juga banyak yang berbicara menggunakan bahasa Indo-Jepang, seolah olah dirinya adalah karakter anime yang sudah ditontonnya semalam. Karena kelakuan ini juga akhirnya muncul istilah baru yaitu "Weaboo". Weaboo hanyalah orang yang menggunakan kedok Otaku dan membuat dirinya lebih keren dimata orang lain.
Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan orang yang berkedok Otaku ini, dari perusahaan anime yang ikut merugi karena semakin banyaknya Weaboo di seluruh dunia, karena semakin banyaknya pembajkan anime yang mereka lakukan. Dibandingkan Otaku yang rela mengantre hanya untuk mendapatkan DVD anime original yang ingin dibelinya.
Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan orang yang berkedok Otaku ini, dari perusahaan anime yang ikut merugi karena semakin banyaknya Weaboo di seluruh dunia, karena semakin banyaknya pembajkan anime yang mereka lakukan. Dibandingkan Otaku yang rela mengantre hanya untuk mendapatkan DVD anime original yang ingin dibelinya.
Tag :
Artikel,